Satuan Acara Penyuluhan
Oral Hygne
Disusun
Oleh:
Nama :
1. Imas
Sumarnia
2. Kurnia
Utami
Tingkat : 2A.1
Semester : III
Mata Kuliah : Safety in Nursing
Dosen pengampu : Drs. Azhari, M.Kes
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Palembang
Jurusan Keperawatan
2012-2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul SAP
Oral Hygne ini tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat
digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
terutama mahasiswa maupun mahasiswi dalam pembelajaran Safety
in Nursing.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palembang, Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar Isi............................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................................ 3
1.2
Manfaat .................................................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SAP Oral Hygne...................................................................................................... 4
2.2 Manfaat media pendidikan...................................................................................... 6
2.3 Pertimbangan pemilihan media................................................................................ 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 12
3.2 Saran..............................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ORAL HYGNE
1.
Topik : Oral Hygne
2.
Sub topik :
3.
Sasaran : Siswa Kelas 3 SD Negeri 44 Palembang
4.
Tempat : Aula SD Negeri 44 Palembang
5.
Hari/tanggal : Rabu, 17
Agustus 2011
6.
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
7.
Penyuluh/petugas
: Imas Sumarni
dan Kurnia Utami
I.
Analisa Data
1. Latar Belakang
Gigi
merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak
gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada
pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau
dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan
penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian
besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan
gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital
dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan
hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari
itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari
tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi
karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam
mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk
dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding
orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak
makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah
utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies
gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel
menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah
factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya
cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan diganti
dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu saat
diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi
dengan segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Penyakit
gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah
mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies
gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi
masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih
menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada
anak.
Oleh karena
itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat untuk
mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam
masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya
penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
memberikan motivasi kepada masyarakat tentang merawat dan memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi
masyarakat yang terkena maupun yang belum.
2.
Karakteristik
3. Kebutuhan Masyarakat
II.
Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
Setelah
diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
III.
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
Setelah
proses penyuluhan tentang Oral Hygne, diharapkan peserta mampu :
- Menjelaskan pengertian kkebersihan gigi dan mulut secara benar.
- Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
- Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
- Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
- Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
- Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
IV.
Materi
II. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI
A. Fungsi Gigi
Secara
histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu,
- Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
- Keindahan (estetika)
- Berbicara (phonetic).
Macam –macam gigi beserta fungsinya
Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini
letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan (mastikasi).
Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di
rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian
diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang bawah dan
pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi
ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang
paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan.
Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan.
Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 – 13
tahun.
Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini
jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi
ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh
pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama
gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.
Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar
susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 – 11 tahun
dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di
belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi
premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling
sering berlubang dan menyebabkan keluhan.
B. Manfaat Menggosok Gigi
- Supaya gigi tetap bersih.
- Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat.
- Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
- Dapat berfungsi dengan baik.
III. TANDA DAN GEJALA GIGI
BERLUBANG
- Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda
gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti kapur
pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat,
kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses
demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin
untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala
Gigi Berlubang
Apabila
kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang
melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah
makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
Gejala gigi
berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau
minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada
gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).
IV. PENYEBAB
TERJADINYA KERUSAKAN GIGI
Ada empat
hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
- Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
- Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
- Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
- Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat
faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :
- Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
- Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
- Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
- Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga
karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini
sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang
buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini
membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi
kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
V. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
- Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
- Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
- Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
- Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
- Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan catatan rutin.
- VI. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR
Kunci utama
kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut
adalah cara menyikat gigi yang benar:
- Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
- Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
- Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
- Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
- Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.
- Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
- Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
- Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
RAKTEK
- Persiapan Alat
1. Handuk dan
Perlak
2. Gelas kumur
berisi air
3. Kom kecil
berisi boraks gliserin secukupnya.
4. Bak steril
tetutup berisi kapas lidi,kasa,pinset 2 buah,sudip lidah 1 buah.
5. Sarung
tangan
6. Bengkok 2
buah
7. Perlak kecil
dan alasnya
- Prosedur
1. Bawa kedekat
pasien
2. Beritahu klien
tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Cuci
tangan,lalu pakai sarung tangan.
4. Pasang
handuk/alas dibawah dagu dan pipi klien.
5. Jepit deppers
dengan ujung pinset/arteri klem dan basahi dengan air masak.
6. Bersihkan
rongga mulut mulai dari dinding,gusi.gigi dan terakhir bagian luar dengan hati-
hati.
7. kain
kasa/deppers yang sudah kotor dibuang kedalam bengkok
8. Setelah
dilakukan hingga bersih
9. Selanjutnya.olesi
bibir dengan boraks gliserin.
10. Jika terdapat
stomatitis,olesi dengan gentian violet atau obat lain menggunakan lidi kapas.
11. Angkat bengkok
yang berisi kain kasa,deppers,lidi kapas,pinset,klem yang kotor dan letakkan
diatas kaki/meja dorong.
12. Angkat
perlak
13. Lepaskan sarung
tangan dan masukkan kedalam bengkok.
14. Rapikan
klien.
15. Peralatan
dibersihkan,dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
16. Cuci tangan.
Pengertian Membersihkan Mulut
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua
kotoran atau sisa makanan dengan mempergunakan kain kasa yang dibasahi air
bersih.
V.
Metoda
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
VI.
Media / alat
A. Alat
Alat yang
digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
- LCD
- Laptop
- Meja
- Kursi
- Alat – alat yang diperlukan untuk demonstrasi
B.
Media
Media yang
digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
- Slide
- Poster
VII.
Kegiatan
promkes / penyuluhan kesehatan
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
PJ
|
1
|
Pembukaan
|
5 menit
|
Perkenalan
Menyampaikan tujuan
Kontrak Waktu
Peraturan
|
MC
|
2
|
Isi
|
15 menit
|
Menggali dan menjelaskan
pengetahuan tentang :
|
Penyaji
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VIII. Evaluasi
a) Evaluasi
Struktur
Semua siswa hadir dalam kegiatan
· Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa bekerjasama dengan
Guru SD Negeri
44 Palembang.
b) Evaluasi
Proses
· Peserta
antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
· Peserta
tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
· Peserta
terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c) Evaluasi
Hasil
· Peserta
memahami materi yang telah disampaikan
· Ada
umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
d) Alat
Tes
IX.
Referensi
Djuwita, I dan Sridadi.
1993.Pendidikan kesehatan gigi . Jakarta: Departemen Kesehatan.
Herijulianti, dkk. 2002.
Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
Stoll, F. A, dkk. 1972. Dental
health education. Philadelphia: Lea & Febiger.