Sabtu, 23 Juni 2012

Crochet

Berikut ini beberapa gambar rajut/crochet hasil karya saya



Gelang rajut sederhana ini sangat mudah dibuat. Kita bisa menggunakan benang katun.
Nah,kalo yang tempat air minum ini, bisa menggunakan benang wol jepang

Rabu, 20 Juni 2012

Obat Suppositoria


Pengertian Pemberian Obat Suppositoria

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina. Suppositoria ini mudah meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Umumnya berbentuk menyerupai peluru atau torpedo dengan bobot sekitar 2 gram dan panjang sekitar 1 – 1,5 inci.

Suppositoria biasanya diberikan kepada pasien-pasien khusus yang tidak bisa mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang sedang tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obat suntik).
Selain itu, suppositoria juga didesain untuk beberapa zat aktif yang dapat mengiritasi lambung serta zat aktif yang dapat terurai oleh kondisi saluran cerna, jika digunakan secara oral. Misalnya, zat aktif yang akan rusak dalam suasana asam lambung, rusak oleh pengaruh enzim pencernaan, atau akan hilang efek terapinya karena mengalami first pass effect.
Penggunaan suppositoria tidak hanya ditujukan untuk efek lokal seperti pengobatan ambeien, anestesi lokal, antiseptik, antibiotik, dan antijamur, tetapi juga bisa ditujukan untuk efek sistemik sebagai analgesik, anti muntah, anti asma, dan sebagainya.

Tujuan Pemberian
o   Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik.
o   Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.

Indikasi dan kontra indikasi
o   Indikasi
Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.
o    Kontra Indikasi
§  Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain.
§  Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna.
§   Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.
§  Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.
§  Supositoria sebaiknya tidak di gunakan pada penderita piotitis atau hemoroid.
§   Pembedahan rektal.

Jenis Obat Supositoria
Pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac suppositoria yang berfungsi secara local untuk meringankan defekasi. Dan efek sistemik seperti pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat suppositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati sfinkter ani interna.
Ø  Jika dikombinasikan dengan preparat obat oral, maka pada umumnya dosis perhari adalah 1 supositoria yang dimasukan ke dalam rectum. Jika tidak dikombinasikan, dosis lazim adalah 1 dosis 2 kali sehari.
Ø  Contoh obat supositoria :
v  Kaltrofen supositoria
v  Profeid supositoria
v  Ketoprofen supositoria
v  Dulcolax supositoria
v  Profiretrik supositoria
v  Stesolid supositoria
v  Boraginol supositoria
v  Tromos supositoria
v  Propis supositoria
v  Dumin supositoria

Bentuk dan berat supositoria
a.      Supositoria untuk rektum
Bentuknya seperti peluru, torpedo/jari- jari tergantung pada bobot jenis dan bahan obat dan basis yang di gunakan.
b.      Supositoria dari lemak coklat
Berat supositoria untuk dewasa kira-kira  2gr dan biasanya lonjong seperti torpedo, sedangkan untuk anak-anak 1gr dan ukrannya lebih kecil
c.       Supositoria uretal (BOUGI)
Bentuknya seperti pensil, dan meruncing pada salah satu ujungnya. Untuk laki-laki beratnya  ±4gr dan wanita 2gr.

Keuntungan dan Kerugian
a.      Keuntungan
a)      Bisa mengobati secara bertahap
b)      Kalau missal obat einimbulkan kejang, atau panas reaksinya lebih cepat, dapat memberikan efek local dan sistemik.
c)      Contoh memberikan efek local dulcolax untuk meningkatkan defeksasi.
b.      Kerugian
a)      Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV.
b)      Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.
c)      Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami pembedahan rekrtal.

Prosedur Pemberian Obat Suppositoria
1.      Persiapan Alat
·         Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
·         Aplikator untuk krim vagina
·          Pelumas untuk supositoria
·         Sarung tangan sekali pakai
·          Pembalut
·         Handuk bersih
·          Gorden / sampiran
2.      Persiapan Pasien dan Lingkungan
·         Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
·         Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
·          Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
·         Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
3.      Pelaksanaan
·         Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat.
·         Siapkan klien
ü  Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
ü  Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien
ü  Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
ü  Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
·         Kenakan sarung tangan
·          Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
·         Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri
·         Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada kliennya di serap dan memberikan efek terapeutik
·         Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
·         Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria
·         Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
·         Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
·         Cuci tangan
·          Kaji respon klien
·         Dokumentasikan seluruh tindakan.

Lirik Lagu "One and Only"

You've been on my mind
I grow fonder every day
Lose myself in time
Just thinking of your face

God only knows
Why it's taken me so long
To let my doubts go
You're the only one that I want

I don't know why I'm scared
I've been here before
Every feeling, every word
I've imagined it all
You'll never know, if you never try
To forgive your past, and simply be mine

I dare you to let me be, your
Your one and only
Promise I'm worth it
To hold in your arms
So come on
And give me a chance
To prove I am the one who can
Walk that mile
Until the end starts

If I've been on your mind
You hang on every word I say
Lose yourself in time
At the mention of my name

Will I ever know
How it feels to hold you close
And have you tell me
Whichever road I choose you'll go

I don't know why I'm scared
Cos I've been here before
Every feeling every word
I've imagined it all
You'll never know
If you never try
To forgive your past
And simply be mine

I dare you to let me be your
Your one and only
I promise I'm worth it
To hold in your arms
So come on
And give me a chance
To prove I am the one who can
Walk that mile
Until the end starts

I know it ain't easy
Giving up your heart
I know it ain't easy
Giving up your heart (nobody's perfect)
I know it ain't easy (trust me I've learned it)
Giving up your heart (nobody's perfect)
I know it ain't easy (trust me I've learned it)
Giving up your heart (nobody's perfect)
I know it ain't easy (trust me I've learned it)
Giving up your heart (nobody's perfect)
I know it ain't easy (trust me I've learned it)
Giving up your heart

So I dare you to let me be your
Your one and only
I promise I'm worth it
To hold in your arms
So come on
And give me the chance
To prove I am the one who can
Walk that mile
Until the end starts
Come on
And give me a chance
To prove I am the one who can
Walk that mile
Until the end starts

Prinsip 5 benar dalam pemberian obat




a)      Benar pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

b)      Benar obat                      
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
            Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

c)      Benar dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

d)     Benar cara/ rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

e)      Benar waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.